Jakarta – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), H. Abdul Kadir Karding, mengajak mahasiswa baru Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ) untuk memanfaatkan masa kuliah sebagai ajang membangun kepemimpinan, keterampilan, dan jaringan internasional. Ajakan tersebut disampaikan dalam kuliah umum Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UPNVJ 2025 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Senin, 11 Agustus 2025.

Mengusung tema “Bersiap Jadi Talenta Global: Cerdas, Peduli, dan Tangguh di Era Mobilitas Dunia”, Abdul Kadir menyoroti peluang besar yang dimiliki generasi muda Indonesia di tengah bonus demografi. Ia menyebutkan, jumlah angkatan kerja Indonesia saat ini mencapai 153,3 juta orang, dengan 7,28 juta di antaranya masih menganggur.

Di sisi lain, negara-negara maju seperti Jepang, Korea, dan sebagian besar Eropa tengah menghadapi krisis penuaan penduduk dan kekurangan tenaga kerja. Kondisi ini, menurut Abdul Kadir, membuka ruang bagi talenta muda Indonesia untuk berkiprah di kancah global.

“Bekerja di luar negeri bukan hanya soal gaji yang lebih besar, tapi juga kesempatan belajar, meningkatkan keterampilan, dan membangun jaringan internasional,” ujarnya.

Ia mencontohkan, seorang caregiver di Jepang bisa meraih Rp20–25 juta per bulan, pekerja perikanan di Korea Rp15–20 juta, sementara perawat di Jerman memperoleh gaji minimal Rp50 juta. Di bidang teknologi informasi atau manajemen hotel, penghasilan bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah per bulan.

Menurutnya, ada empat alasan strategis bekerja di luar negeri: alih pengetahuan (transfer of knowledge), penguasaan keterampilan (transfer of skill), perluasan wawasan global, dan pembangunan jejaring internasional.

“Tidak ada pemimpin dunia yang sukses tanpa jaringan internasional yang kuat,” tegas Abdul Kadir.

Dorong Mahasiswa Aktif Berorganisasi

Menteri P2MI menekankan bahwa kesiapan menjadi talenta global harus dimulai sejak di bangku kuliah. Mahasiswa didorong aktif di organisasi, kelompok diskusi, maupun kegiatan ekstrakurikuler untuk melatih komunikasi, kepemimpinan, dan mental tangguh.

“Gunakan kampus ini untuk membangun perkawanan. Tidak ada kehidupan yang sukses ke depan tanpa jalinan pertemanan yang kuat, baik di dalam maupun luar negeri,” katanya.

Sebagai tindak lanjut, Abdul Kadir berencana menggandeng UPNVJ untuk mendirikan Migrant Center sebagai pusat pelatihan bahasa, keterampilan, dan wawasan negara tujuan. Ia juga mendorong pembentukan kelas ekstrakurikuler migran bagi mahasiswa yang bercita-cita bekerja di luar negeri setelah lulus.

“Syaratnya empat: kuasai bahasa, punya mental kuat, punya skill, dan pahami negara tujuan,” jelasnya.

Menutup sesi kuliahnya, Abdul Kadir menegaskan bahwa bekerja di luar negeri juga merupakan bentuk nasionalisme. Tahun lalu, pekerja migran Indonesia mengirim remitansi sebesar Rp253,3 triliun untuk mendukung perekonomian nasional.

“Cinta negara tidak selalu harus angkat senjata. Mengirim devisa dari luar negeri untuk menguatkan ekonomi Indonesia juga bentuk nyata rasa cinta tanah air,” pungkasnya.

WhatsApp_Image_2025-08-11_at_1.07.24_PM.jpeg